Tbo.global - Penyakit lupus sering banget bikin orang insecure karena gejalanya bisa muncul tiba-tiba dan efeknya lumayan ngaruh ke aktivitas sehari-hari. Tapi pertanyaan yang paling sering muncul adalah: “Lupus itu bisa diturunkan nggak sih?” TBO Global, sebagai platform edukasi kesehatan yang rajin merangkum topik rumit biar jadi simpel, ngejawab pertanyaan ini dengan sudut pandang medis yang up-to-date dan gampang dipahami anak muda. Nah, sebelum ngomongin soal bisa diturunin atau nggak, Sahabat Teone perlu ngerti dulu apa itu lupus. Secara medis, lupus adalah penyakit autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya ngejaga malah nyerang jaringan sehat dalam tubuh sendiri. Efeknya? Macem-macem—dari kulit, sendi, ginjal, sampai organ vital lainnya. Yuk simak.

Apakah Lupus Bisa Diturunkan? Jawaban Singkatnya: Bisa, Tapi Tidak Langsung

Menurut penjelasan medis yang dirangkum TBO Global, lupus bukan penyakit keturunan secara langsung seperti mata minus atau golongan darah. Artinya, seseorang yang punya orang tua atau saudara lupus nggak otomatis pasti kena. Namun, ada faktor genetik yang bisa nambah risiko seseorang untuk mengembangkan lupus di kemudian hari.

Ibaratnya begini: gen lupus itu kayak bibit yang tidur. Bibitnya ada, tapi nggak akan tumbuh kalau nggak dipancing sama pemicu tertentu. Jadi faktor keturunan berpengaruh, tapi bukan penentu utama.

Kenapa Lupus Bisa Diturunkan?

Berikut ini adalah beberapa alasan utama kenapa penyakit lupus itu bisa diturunkan:

Adanya Variasi Gen Pada Sistem Imun Yang Bisa Diwariskan

Lupus berkaitan dengan variasi gen yang mengatur cara sistem imun bekerja. Jika seseorang mewarisi gen yang membuat sistem imun lebih sensitif atau mudah overreact, maka risiko terkena lupus ikut meningkat. Gen ini tidak membuat lupus muncul otomatis, tetapi memperbesar kemungkinan tubuh salah mengenali jaringan sehat sebagai ancaman.

Lupus Dipengaruhi Banyak Gen Sekaligus, Bukan Satu Gen Tunggal

Berbeda dengan penyakit keturunan sederhana, lupus melibatkan banyak gen yang bekerja bersamaan. Jika kombinasi gen rentan ini diwariskan, seseorang bisa memiliki modal biologis yang sama dengan anggota keluarga yang terkena lupus. Kombinasi gen inilah yang menambah kerentanan, meski tidak menjamin seseorang pasti terkena.

Riwayat Keluarga Meningkatkan Kerentanan Imun

Memiliki orang tua atau saudara kandung yang mengidap lupus membuat pola respons imun yang mirip bisa muncul pada generasi berikutnya. Ini bukan berarti anak pasti mengalami lupus, tetapi anatomi dan respons imun yang diwariskan bisa membuat tubuh lebih mudah mengalami peradangan yang berlebihan ketika terpapar pemicu tertentu.

Peran Hormon Yang Juga Dapat Diwariskan Polanya

Lupus jauh lebih sering terjadi pada perempuan karena pengaruh hormon estrogen. Pola hormonal ini juga bisa diturunkan. Jika seseorang mewarisi sensitivitas hormon atau keseimbangan hormon yang mirip dengan anggota keluarga yang punya lupus, risiko munculnya lupus bisa ikut naik, terutama di fase hidup seperti pubertas, kehamilan, atau perubahan hormon lainnya.

Gen Yang Diturunkan Bisa Aktif Jika Bertemu Pemicu Lingkungan

Faktor keturunan membuat seseorang membawa gen lupus yang sifatnya like tidur. Gen ini tidak berbahaya jika tidak terpicu. Namun, stres berat, infeksi tertentu, paparan sinar UV, atau gaya hidup yang buruk bisa membuat gen tersebut bangun. Artinya, lupus bisa tampak seperti diturunkan, padahal sebenarnya gen rentannya diwariskan dan diaktifkan oleh lingkungan.

Faktor Yang Mempengaruhi Penurunan Risiko Lupus

Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan risiko penyakit lupus:

Faktor	Pengaruh terhadap Risiko	Penjelasan
Genetik keluarga	Sedang	Risiko meningkat kalau ada saudara/ortu yang lupus, tapi tidak menentukan 100%.
Variasi gen imun tertentu (HLA, IRF5, dsb.)	Sedang–tinggi	Beberapa gen bikin sistem imun lebih sensitif terhadap pemicu lupus.
Hormon (terutama estrogen)	Tinggi	Menjelaskan kenapa perempuan lebih banyak terkena lupus.
Pemicu lingkungan (UV, stres, infeksi)	Tinggi	Bisa “mengaktifkan” lupus pada individu yang punya gen rentan.
Gaya hidup (merokok, kurang tidur)	Sedang	Perilaku tertentu bisa memperburuk kondisi atau memicu gejala awal.

Jadi, Haruskah Takut Kalau Ada Keluarga Yang Kena Lupus?

Jawabannya: nggak perlu takut, tapi tetap aware.

Punya keluarga yang mengidap lupus memang bikin risiko meningkat, tapi peluangnya tetap kecil. Lupus bukan penyakit yang pasti turun-temurun, melainkan lebih ke gabungan antara faktor biologis dan pemicu lingkungan.

Kalau Sahabat Teone punya anggota keluarga yang kena lupus, Sahabat Teone cukup:

lebih perhatian sama gejala awal,
menghindari pemicu (misal terlalu banyak sinar UV),
menjaga gaya hidup tetap sehat,
dan rutin cek kesehatan kalau memang dianjurkan dokter.

Awareness jauh lebih penting daripada panik.

Bagaimana Cara Mencegah Lupus Aktif Pada Orang Yang Punya Faktor Risiko?

Berikut ini adalah cara mencegah lupus aktif pada orang yang punya faktor risiko:

Lindungi Diri Dari Paparan Sinar UV Berlebihan

Sinar ultraviolet adalah salah satu pemicu paling umum yang bisa mengaktifkan lupus pada orang dengan kerentanan genetik. Gunakan sunscreen setiap hari, hindari matahari terik, dan pakai pelindung seperti topi atau pakaian panjang saat berada di luar ruangan. Perlindungan ini membantu mencegah inflamasi kulit yang dapat memicu flare lupus.

Kelola Stres Dengan Konsisten

Stres kronis dapat mengganggu keseimbangan sistem imun dan memicu peradangan di dalam tubuh. Bagi orang yang punya risiko lupus, manajemen stres seperti meditasi, olahraga ringan, journaling, atau tidur cukup sangat penting. Mengurangi stres berarti mengurangi peluang gen lupus yang tidur menjadi aktif.

Terapkan Pola Hidup Sehat Yang Menstabilkan Sistem Imun

Gaya hidup sehat seperti makan makanan bernutrisi, cukup minum air, olahraga teratur, dan tidur berkualitas membantu menjaga sistem imun tetap stabil. Pola hidup yang buruk bisa membuat tubuh lebih mudah mengalami flare, sedangkan tubuh yang sehat lebih mampu menahan reaksi imun yang berlebihan.

Hindari Rokok Dan Lingkungan Dengan Polusi Tinggi

Merokok terbukti meningkatkan risiko aktivasi lupus karena racun dalam rokok dapat merusak sel dan memicu peradangan. Selain itu, polusi udara yang berat juga bisa menambah beban stres oksidatif pada tubuh. Orang dengan faktor risiko lupus sangat dianjurkan untuk menjauhi rokok—baik aktif maupun pasif—untuk menjaga kestabilan sistem imun.

Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Berkala Dan Pantau Gejala

Jika seseorang memiliki keluarga dekat yang terkena lupus, pemeriksaan rutin dapat membantu mendeteksi perubahan imun lebih awal. Pemeriksaan sederhana seperti tes darah, pemantauan gejala kulit, dan observasi perubahan fisik bisa membantu dokter mengidentifikasi potensi flare sebelum berkembang lebih jauh. Deteksi dini sangat membantu mencegah lupus aktif.

Kesimpulan

Itulah beberapa penjelasan dari kami mengenai apakah lupus bisa diturunkan. Apabila Sahabat Teone masih belum paham atau masih penasaran dengan apa yang sudah kami jelaskan diatas, atau informasi mengenai konsultasi langsung dengan dokter kami dan komprehensif untuk kebutuhan nutrisi dan kesehatan maka Sahabat Teone bisa menghubungi kami langsung di WA : 0851-7968-8120 .

Referensi:

Herdiyanti, Novia Devvy. Konstruksi Sosial Penyakit Lupus Pada Odapus Di Kabupaten Lamongan. Diss. UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2020.

Waluyo, Srikandi. Penyakit-penyakit autoimun. Elex Media Komputindo, 2014.

Prasetyo, Anggun Resdasari, and Erin Ratna Kustanti. "Bertahan dengan lupus: Gambaran resiliensi pada odapus." Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro (2017).

Apakah Lupus Bisa Diturunkan, Ini Penjelasan Medisnya

Artikel Lain