Kadar gula darah adalah salah satu indikator kesehatan penting yang harus dipantau oleh setiap individu, terutama bagi mereka yang memiliki risiko terkena diabetes. Mengetahui kadar gula darah normal menurut organisasi kesehatan seperti WHO (World Health Organization) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dapat membantu kita menjaga keseimbangan tubuh, mencegah komplikasi, dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat. Artikel ini akan menjelaskan kadar gula darah normal, penyebab ketidakseimbangan gula darah, dan langkah pencegahan untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil.

Apa Itu Kadar Gula Darah?

Kadar gula darah adalah jumlah glukosa dalam darah yang menjadi sumber energi utama tubuh. Glukosa berasal dari makanan yang kita konsumsi, terutama karbohidrat, dan diolah oleh tubuh melalui insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas. Jika kadar gula darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia), hal ini dapat mengganggu fungsi tubuh dan meningkatkan risiko penyakit kronis.

Kadar Gula Darah Normal Menurut WHO

Menurut pedoman dari WHO, kadar gula darah yang normal dikelompokkan berdasarkan kondisi tertentu, seperti sebelum makan (puasa), setelah makan, atau pada waktu tertentu dalam sehari. Berikut adalah panduan kadar gula darah normal menurut WHO:

Kategori	Kadar Gula Darah (WHO)	Keterangan
Sebelum Makan (Puasa)	70–99 mg/dL (3,9–5,5 mmol/L)	Menunjukkan gula darah dalam kondisi stabil sebelum tubuh menerima asupan makanan.
Setelah Makan (2 Jam Postprandial)	<140 mg/dL (<7,8 mmol/L)	Menunjukkan bagaimana tubuh mengolah glukosa dari makanan.
Saat Sewaktu (Random)	<125 mg/dL (<6,9 mmol/L)	Pengukuran sewaktu dilakukan kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan.

Jika kadar gula darah Anda melebihi atau berada di bawah rentang ini, diperlukan evaluasi lebih lanjut oleh tenaga medis.

Kadar Gula Darah Normal Menurut Kemenkes

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) juga memberikan panduan yang serupa dengan WHO, namun lebih fokus pada pencegahan diabetes di masyarakat. Menurut Kemenkes:

Kategori	Kadar Gula Darah (WHO)	Keterangan
Gula Darah Puasa (GDP):	<126 mg/dL.	Kadar ini menunjukkan toleransi glukosa yang sehat.
Gula Darah 2 Jam Setelah Makan:	<140 mg/dL.	Angka ini penting untuk memantau respons tubuh terhadap makanan.
Gula Darah Sewaktu (GDS):	<200 mg/dL (<11,1 mmol/L).	Pengukuran sewaktu dilakukan kapan saja, tanpa memperhatikan waktu makan.
HbA1c (Indikator Rata-Rata Gula Darah):	<5,7%.	HbA1c mencerminkan kadar gula darah rata-rata selama 2–3 bulan terakhir.

Pedoman ini menekankan pentingnya pemeriksaan rutin, terutama bagi individu yang memiliki riwayat keluarga diabetes atau gaya hidup yang kurang sehat.

Penyebab Ketidakseimbangan Gula Darah

Ketidakseimbangan gula darah terjadi ketika tubuh tidak dapat mempertahankan kadar glukosa dalam darah pada rentang normal. Kondisi ini dapat berupa hiperglikemia (gula darah tinggi) atau hipoglikemia (gula darah rendah). Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai penyebab utama masing-masing kondisi:

1. Hiperglikemia (Gula Darah Tinggi)

Hiperglikemia terjadi ketika kadar gula darah melebihi batas normal, yang sering disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon insulin atau gaya hidup yang tidak sehat. Penyebab utamanya meliputi:

Pola Makan Tidak Sehat:
Mengonsumsi makanan tinggi gula, karbohidrat sederhana, dan rendah serat dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Contohnya adalah makanan seperti roti putih, minuman bersoda, dan makanan cepat saji. Tanpa serat yang cukup, penyerapan gula dari makanan ke dalam darah terjadi dengan cepat, sehingga meningkatkan risiko hiperglikemia.
Kekurangan Aktivitas Fisik:
Aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan glukosa sebagai energi, sehingga kadar gula darah tetap stabil. Jika seseorang jarang bergerak atau berolahraga, glukosa cenderung menumpuk dalam darah karena tidak digunakan secara optimal.
Resistensi Insulin:
Resistensi insulin adalah kondisi di mana tubuh tidak lagi merespons insulin dengan efektif, sehingga glukosa tidak dapat masuk ke sel untuk digunakan sebagai energi. Kondisi ini sering ditemukan pada penderita diabetes tipe 2 dan dapat diperburuk oleh obesitas, stres kronis, atau pola makan buruk yang berlangsung lama.
Stres Kronis:
Saat tubuh berada dalam keadaan stres, hormon kortisol dilepaskan. Kortisol ini dapat meningkatkan kadar gula darah sebagai respons alami tubuh untuk memberikan energi ekstra. Namun, stres kronis dapat menyebabkan hiperglikemia berkepanjangan.
Gangguan Hormonal:
Beberapa gangguan hormonal, seperti sindrom Cushing atau gangguan tiroid, dapat meningkatkan kadar gula darah dengan memengaruhi regulasi hormon insulin.

2. Hipoglikemia (Gula Darah Rendah)

Hipoglikemia terjadi ketika kadar gula darah turun di bawah batas normal, biasanya di bawah 70 mg/dL. Kondisi ini dapat berbahaya jika tidak segera ditangani. Penyebab utamanya meliputi:

Melewatkan Waktu Makan:
Ketika tubuh tidak menerima asupan makanan untuk waktu yang lama, glukosa yang digunakan sebagai sumber energi utama mulai menurun drastis. Kondisi ini umum terjadi pada mereka yang menjalani diet ekstrem atau sering melewatkan sarapan.
Penggunaan Obat Diabetes:
Hipoglikemia sering terjadi pada penderita diabetes yang menggunakan insulin atau obat antidiabetes lainnya, terutama jika dosisnya terlalu tinggi atau tidak disesuaikan dengan pola makan dan aktivitas fisik.
Aktivitas Fisik Berlebih Tanpa Asupan yang Cukup:
Olahraga intens atau aktivitas berat membutuhkan energi yang besar. Tanpa asupan makanan yang memadai sebelum atau sesudah aktivitas, kadar gula darah dapat turun drastis.
Konsumsi Alkohol Berlebihan:
Alkohol menghambat hati dalam melepaskan glukosa ke dalam darah, sehingga dapat menyebabkan hipoglikemia, terutama jika diminum dalam keadaan perut kosong.
Gangguan Endokrin:
Gangguan hormon seperti insufisiensi adrenal atau kelainan hipofisis dapat menyebabkan penurunan gula darah karena tubuh tidak dapat mempertahankan kadar glukosa yang stabil.
Penyakit Liver atau Ginjal:
Organ hati dan ginjal memainkan peran penting dalam metabolisme glukosa. Gangguan pada organ ini dapat menyebabkan tubuh kesulitan mempertahankan kadar gula darah yang normal.

Baca Juga: Ciri-Ciri dan Gejala Gula Darah Rendah

Faktor-Faktor Lain yang Memengaruhi Keseimbangan Gula Darah

Selain penyebab langsung, ada beberapa faktor lain yang dapat memengaruhi keseimbangan gula darah, baik secara langsung maupun tidak langsung:

Genetik:
Riwayat keluarga dengan diabetes atau gangguan metabolisme lainnya dapat meningkatkan risiko ketidakseimbangan gula darah. Faktor genetik juga dapat memengaruhi cara tubuh merespons insulin.
Obat-Obatan Lain:
Beberapa obat seperti steroid, beta-blocker, atau diuretik dapat memengaruhi kadar gula darah. Misalnya, steroid dapat meningkatkan risiko hiperglikemia, sementara beta-blocker dapat memperburuk hipoglikemia.
Kehamilan:
Kondisi seperti diabetes gestasional dapat menyebabkan ketidakseimbangan gula darah pada ibu hamil. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal selama kehamilan yang memengaruhi sensitivitas insulin.

Cara Memantau Kadar Gula Darah

Memantau kadar gula darah secara rutin dapat membantu mendeteksi masalah lebih awal. Berikut adalah cara yang dapat dilakukan:

1. Penggunaan Glucometer

Alat ini digunakan untuk mengukur kadar gula darah secara mandiri. Penggunaannya mudah, hanya memerlukan setetes darah dari ujung jari.

2. Pemeriksaan HbA1c di Laboratorium

Pemeriksaan ini memberikan gambaran kadar gula darah rata-rata selama 2–3 bulan terakhir.

3. Pemeriksaan Berkala di Puskesmas atau Klinik

Kemenkes mendorong masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dalam melakukan pemeriksaan gula darah, terutama bagi individu dengan faktor risiko tinggi.

Baca Juga: Cara Memeriksa Gula Darah di Rumah

Langkah Menjaga Kadar Gula Darah Tetap Normal

Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menjaga kadar gula darah tetap dalam batas normal:

1. Pola Makan Sehat

Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti sayuran hijau, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.
Hindari makanan olahan tinggi gula, seperti kue, minuman manis, dan makanan cepat saji.

2. Olahraga Teratur

Aktivitas fisik membantu tubuh menggunakan glukosa secara lebih efisien. Lakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang selama 30 menit setiap hari.

3. Manajemen Stres

Stres kronis dapat memengaruhi hormon insulin. Lakukan teknik relaksasi seperti yoga atau meditasi untuk menjaga keseimbangan tubuh.

4. Istirahat Cukup

Tidur yang cukup membantu tubuh mengatur metabolisme gula darah dengan lebih baik. Pastikan Anda mendapatkan 7–9 jam tidur setiap malam.

Pendekatan Tambahan untuk Menjaga Keseimbangan Gula Darah

Menjaga kadar gula darah tetap stabil bukan hanya tentang makanan atau olahraga, tetapi juga bagaimana kita mendukung tubuh secara keseluruhan melalui berbagai pendekatan tambahan. Berikut beberapa hal yang dapat dipertimbangkan:

Makanan dengan Efek Hipoglikemik:
Beberapa bahan alami dikenal dapat membantu mengatur kadar gula darah. Misalnya, pare (Momordica charantia) telah lama digunakan sebagai bagian dari pengobatan tradisional untuk mendukung sensitivitas insulin dan metabolisme glukosa. Selain pare, kayu manis juga sering disebut mampu membantu mengurangi lonjakan gula darah setelah makan.
Konsumsi Sumber Serat Tinggi:
Serat larut, yang ditemukan dalam makanan seperti gandum, biji chia, dan sayuran hijau, membantu memperlambat penyerapan gula di usus sehingga kadar gula darah lebih stabil. Ini sangat penting, terutama untuk mereka yang sering mengalami fluktuasi gula darah.
Peptida Bioaktif dan Nutrisi Fungsional:
Dalam beberapa tahun terakhir, peptida bioaktif telah menjadi perhatian dalam penelitian kesehatan metabolik. Senyawa ini membantu tubuh merespons insulin dengan lebih baik dan mendukung keseimbangan gula darah. Produk kesehatan modern, seperti BETTERDAYS, menggabungkan teknologi peptida bioaktif untuk membantu individu yang ingin mendukung kesehatan metabolik mereka secara menyeluruh.
Vitamin dan Mineral Penting:
Mikronutrien seperti magnesium dan kromium juga memainkan peran besar dalam metabolisme gula darah. Magnesium membantu tubuh menggunakan insulin secara efisien, sementara kromium mendukung regulasi gula darah dengan meningkatkan kemampuan sel untuk memanfaatkan glukosa.
Probiotik untuk Keseimbangan Usus:
Kesehatan usus yang baik berkontribusi pada pengaturan gula darah. Probiotik seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium, yang dapat ditemukan dalam yogurt atau suplemen tertentu, membantu menjaga mikrobiota usus tetap sehat, yang pada akhirnya mendukung metabolisme tubuh.

Setiap pendekatan ini dapat memberikan manfaat ketika diterapkan secara konsisten. Namun, pastikan untuk selalu mendiskusikan pilihan Anda dengan dokter atau ahli gizi untuk memastikan langkah yang diambil sesuai dengan kebutuhan dan kondisi tubuh Anda.

Komplikasi Akibat Ketidakseimbangan Gula Darah

Ketidakseimbangan gula darah, jika tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi serius seperti:

Diabetes Mellitus: Akibat hiperglikemia kronis.
Koma Hipoglikemik: Akibat gula darah yang terlalu rendah.
Kerusakan Organ: Seperti gagal ginjal, kerusakan saraf, dan penyakit kardiovaskular.

Kapan Harus Berkonsultasi dengan Dokter?

Konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami gejala seperti:

Gula darah puasa secara konsisten di atas 110 mg/dL.
Sering merasa lemas, gemetar, atau pusing tanpa alasan jelas.
Kesemutan atau mati rasa di tangan dan kaki.

Pemeriksaan dini dapat membantu mencegah komplikasi dan memastikan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

Kadar gula darah yang normal adalah indikator penting dari kesehatan tubuh yang seimbang. Menurut pedoman WHO dan Kemenkes, menjaga kadar gula darah pada angka yang direkomendasikan dapat mencegah risiko diabetes dan komplikasi lainnya. Hal ini dapat dicapai melalui pola makan sehat, olahraga teratur, manajemen stres, dan pemantauan kadar gula darah secara rutin.

Dengan langkah pencegahan yang sederhana namun konsisten, Anda dapat menjaga kesehatan tubuh secara optimal. Jika diperlukan, dukungan dari suplemen seperti BETTERDAYS atau pengobatan alami lainnya dapat menjadi tambahan yang bermanfaat untuk mendukung gaya hidup sehat.

Ingatlah, kesehatan adalah investasi terbaik yang dapat Anda lakukan untuk masa depan Anda. Pastikan untuk selalu memantau gula darah Anda dan berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan tubuh tetap dalam kondisi terbaik!

Berapa Kadar Gula Darah yang Normal Berdasarkan WHO?

Artikel Lain