Stres merupakan kondisi yang tak asing bagi setiap orang di kehidupan sehari-hari. Meskipun umum, stres dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

Stres menjadi salah satu faktor yang dapat berdampak negatif pada kesehatan tubuh serta dapat berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan mental seseorang.

Stres adalah respons tubuh terhadap situasi atau peristiwa yang dianggap mengancam atau menekan keseimbangan fisik maupun mental. Respons ini melibatkan pelepasan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan memberikan energi ekstra dalam menghadapi situasi tertentu.

Stres seringkali sulit untuk dikendalikan, dan salah satu faktor utama yang menyebabkannya terletak pada keterlibatan alam bawah sadar dalam respons stres. Alam bawah sadar memainkan peran kunci dalam merespons situasi yang dianggap sebagai ancaman, dan memahami bagaimana hal ini terjadi dapat memberikan wawasan tentang sulitnya mengendalikan stres. Respons stres merupakan bagian dari mekanisme instinktif manusia untuk melindungi diri dari bahaya atau keadaan tidak menyenangkan.

Terdapat dua jenis stres yang kerap dialami seseorang yakni stres akut dan stres kronis. Stres akut terjadi dalam waktu singkat dan bersifat sementara, sementara stres kronis berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama dan dapat memiliki dampak yang lebih serius pada kesehatan jangka panjang.

Selain memengaruhi keseimbangan mental, stres juga dapat memberikan dampak buruk pada organ-organ tubuh, termasuk lambung. Salah satu masalah kesehatan yang dapat muncul akibat stres berlebih adalah peningkatan produksi asam lambung.

Hal ini menjadi alasan mengapa stres dapat menjadi pemicu kambuhnya permasalahan lambung.

1. Aktivasi Sistem Saraf Simpatik

Stres memicu aktivasi sistem saraf simpatik atau "fight-or-flight response" yang membuat tubuh mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi stresor. Dalam kondisi ini, tubuh melepaskan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin. Peningkatan kadar hormon ini dapat merangsang produksi asam lambung, yang pada gilirannya dapat menyebabkan iritasi pada dinding lambung.

2. Perubahan Pola Makan

Stres dapat mempengaruhi pola makan seseorang. Beberapa orang cenderung mengatasi stres dengan makan berlebihan, kehilangan selera makan, atau memilih makanan yang tidak sehat. Konsumsi makanan tertentu, terutama yang tinggi lemak dan pedas, dapat merangsang produksi asam lambung. Pola makan yang tidak seimbang ini dapat meningkatkan risiko terjadinya refluks asam.

3. Gangguan Tidur

Stres yang berkepanjangan dapat mengganggu pola tidur seseorang. Kurang tidur atau tidur yang tidak nyenyak dapat mempengaruhi sistem pencernaan dan meningkatkan produksi asam lambung. Kondisi ini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung munculnya gejala asam lambung seperti nyeri dan sensasi terbakar di dada.

4. Penurunan Fungsi Sistem Kekebalan Tubuh

Stres dapat menyebabkan penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan yang melemah dapat membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi atau peradangan pada saluran pencernaan, termasuk lambung. Peradangan ini dapat merangsang produksi asam lambung yang berlebihan.

5. Tingkat Stres yang Tinggi secara Kronis

Stres yang berkepanjangan atau kronis dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan lambung. Pada kondisi ini, tubuh mungkin terus-menerus berada dalam keadaan siaga, yang dapat mengakibatkan peningkatan produksi asam lambung tanpa adanya waktu untuk pemulihan.

Stres dapat memicu peningkatan produksi asam lambung karena adanya hubungan antara otak dan sistem pencernaan. Ketika seseorang mengalami stres, otak mereka melepaskan zat kimia kortisol dan adrenalin. Zat-zat kimia ini dapat merangsang produksi asam dalam lambung.

Penting untuk mengonsumsi makanan serta nutrisi yang dapat menjaga keseimbangan hormon. Hormon yang tetap stabil akan membantu relaksasi dan meredakan stres berlebih yang dapat memicu kenaikan asam lambung. Nutrisi ini bisa didapatkan melalui berbagai makanan seperti alpukat dan dark chocolate.

Alpukat mengandung emak sehat dan vitamin B, alpukat dapat membantu mengatur hormon stres dan meningkatkan keseimbangan emosi. Sementara konsumsi dark chocolate dapat merangsang pelepasan endorfin, zat kimia yang meningkatkan perasaan bahagia.

Selain memilih makanan untuk kestabilan hormon, penting juga untuk menjaga pola makan yang seimbang, menghindari konsumsi berlebihan kafein dan gula, dan mengonsumsi makanan dengan porsi yang tepat. Perlu diingat bahwa asupan makanan dan nutrisi sendiri tidak dapat menjadi solusi utama untuk mengatasi stres, tetapi dapat menjadi bagian dari pendekatan holistik agar stres tidak berpengaruh terhadap kesehatan asam lambung.

Ini Penyebab Stres Berlebih Picu Kenaikan Asam Lambung

Artikel Lain