Tbo.global - Belakangan ini, banyak orang tua yang panik karena anaknya tiba-tiba muncul bintik merah di tangan, kaki, bahkan mulut. Setelah dicek ke dokter, ternyata itu Flu Singapura! Yup, penyakit ini lagi sering banget menyerang anak-anak, terutama yang masih usia balita atau sekolah dasar. Tapi pernah kepikiran nggak sih, kenapa justru anak-anak yang paling sering kena? Nah, TBO Global udah ngerangkum penjelasan lengkapnya biar Sahabat Teone nggak bingung lagi dan bisa lebih waspada. Yuk, simak.

Apa Itu Flu Singapura?

Flu Singapura atau nama medisnya Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari kelompok enterovirus, biasanya Coxsackievirus A16 atau Enterovirus 71. Virus ini gampang banget nyebar lewat air liur, lendir hidung, cairan dari ruam, atau kotoran orang yang terinfeksi.

Biasanya, penyakit ini muncul dengan gejala ringan seperti demam, sariawan di mulut, dan ruam di tangan atau kaki. Tapi buat anak kecil, gejalanya bisa bikin rewel banget dan susah makan karena sakit di mulut.

Kenapa Flu Singapura Lebih Sering Menyerang Anak-Anak?

Berikut ini adalah beberapa alasan utama kenapa Flu Singapura itu lebih sering menyerang anak-anak:

Sistem Imun Anak Belum Sempurna

Tubuh anak-anak masih dalam proses membangun sistem kekebalan yang kuat. Saat virus Coxsackie atau Enterovirus 71 masuk, tubuh mereka belum punya cukup pertahanan untuk melawan infeksi itu. Akibatnya, virus bisa berkembang lebih cepat dan menimbulkan gejala seperti demam, sariawan, dan ruam di tangan serta kaki.

Anak Sering Kontak Langsung Saat Bermain

Anak-anak cenderung aktif, suka berinteraksi, dan belum paham batasan soal kebersihan. Mereka sering berbagi mainan, alat tulis, bahkan makanan dengan teman-teman di sekolah atau daycare. Dari situ, virus bisa dengan mudah berpindah lewat air liur, sentuhan, atau benda yang terkontaminasi.

Kebiasaan Cuci Tangan Masih Kurang

Banyak anak belum terbiasa mencuci tangan setelah bermain atau sebelum makan. Padahal, virus penyebab Flu Singapura bisa nempel di benda-benda sekitar seperti meja, gagang pintu, dan mainan. Tanpa kebiasaan mencuci tangan, virus bisa masuk ke tubuh lewat mulut atau hidung saat anak makan atau menyentuh wajah.

Belum Punya Antibodi Alami

Anak-anak yang belum pernah terpapar virus ini sebelumnya belum memiliki antibodi alami di tubuhnya. Sementara orang dewasa biasanya sudah pernah terinfeksi waktu kecil, sehingga tubuh mereka lebih siap melawan kalau virus datang lagi. Inilah kenapa kasus Flu Singapura lebih sering muncul di usia balita hingga SD.

Proses Penularan Flu Singapura

Berikut ini adalah proses penularan Flu Singapura yang harus Sahabat Teone ketahui:

Melalui Droplet (Percikan Cairan Dari Mulut Atau Hidung)

Saat anak yang terinfeksi batuk, bersin, atau bahkan berbicara, virus bisa keluar lewat percikan kecil air liur (droplet). Droplet ini bisa menempel di benda sekitar atau langsung terhirup oleh anak lain yang ada di dekatnya.

Kontak Langsung Dengan Penderita

Anak-anak sering bersentuhan saat bermain — saling berpegangan tangan, berpelukan, atau berbagi mainan. Kalau salah satu sedang terinfeksi, virus bisa berpindah lewat kulit atau cairan dari ruam di tangan dan kaki.

Melalui Benda Yang Terkontaminasi (Fomites)

Virus Flu Singapura bisa bertahan cukup lama di permukaan benda seperti meja, kursi, mainan, botol minum, atau alat makan. Ketika anak lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi lalu menyentuh mulut, hidung, atau mata, virus bisa masuk ke tubuhnya.

Dari Feses Anak Yang Terinfeksi

Virus juga bisa keluar lewat kotoran (feses) anak yang sakit. Kalau setelah mengganti popok atau membersihkan anak tidak mencuci tangan dengan benar, virus bisa menyebar ke lingkungan sekitar dan menular ke orang lain.

Penularan Di Lingkungan Padat Anak

Tempat seperti daycare, TK, atau sekolah dasar menjadi area yang rentan karena banyak anak berkumpul dalam satu ruangan. Penularan bisa terjadi cepat, bahkan sebelum anak yang terinfeksi menunjukkan gejala.

Gejala Yang Perlu Diwaspadai

Meskipun Flu Singapura terbilang ringan, penting banget buat orang tua kenali gejalanya sejak awal biar nggak telat penanganan. Berikut ini adalah beberapa gejala yang perlu diwaspadai:

Gejala Awal	Gejala Lanjutan
Demam ringan	Ruam merah di tangan dan kaki
Sakit tenggorokan	Sariawan di dalam mulut
Lesu dan rewel	Nafsu makan menurun
Batuk atau pilek ringan	Kadang disertai luka di sekitar mulut

Biasanya, penyakit ini akan sembuh dalam waktu 7–10 hari kalau ditangani dengan benar dan anak cukup istirahat.

Cara Mengatasi & Mencegah Flu Singapura

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi dan mencegah Flu Singapura biar anak cepat pulih dan nggak menular ke orang lain:

Pastikan Anak Banyak Minum Air Putih

Saat Flu Singapura menyerang, anak biasanya susah makan dan minum karena sariawan di mulutnya bikin perih. Tapi penting banget buat tetap menjaga cairan tubuh supaya nggak dehidrasi. Air putih, susu dingin, atau jus tanpa asam bisa bantu menjaga tubuh tetap segar dan mempercepat pemulihan.

Berikan Makanan Lembut Dan Bergizi

Pilih makanan yang lembut, seperti bubur, sup, atau smoothie, agar nggak bikin luka di mulut makin sakit. Hindari makanan pedas, asam, atau panas karena bisa bikin anak makin rewel. Nutrisi yang cukup bakal bantu sistem imun anak lebih cepat lawan virus.

Jaga Kebersihan Tangan Dan Barang Yang Sering Dipakai

Biasakan anak dan seluruh anggota keluarga rutin cuci tangan pakai sabun, terutama sebelum makan dan setelah dari toilet. Bersihkan juga benda-benda yang sering disentuh seperti mainan, gagang pintu, dan meja belajar, supaya virus nggak nyebar ke mana-mana.

Isolasi Sementara Anak Yang Sakit

Kalau anak terinfeksi, sebaiknya istirahat di rumah dulu dan hindari kontak langsung dengan teman sekolah atau saudara lain. Langkah ini penting buat mencegah penularan, karena virus Flu Singapura bisa menyebar bahkan sebelum gejala muncul.

Konsultasi Dengan Dokter Dan Beri Obat Sesuai Anjuran

Flu Singapura memang bisa sembuh sendiri dalam 7–10 hari, tapi kalau demam tinggi atau anak terlihat lemas banget, segera konsultasikan ke dokter. Dokter bisa kasih obat penurun panas atau pereda nyeri yang aman sesuai usia dan kondisi anak.

Kesimpulan

Itulah beberapa penjelasan dari kami mengenai kenapa flu singapura lebih sering menyerang anak-anak. Apabila Sahabat Teone masih belum paham atau masih penasaran dengan apa yang sudah kami jelaskan diatas, atau informasi mengenai konsultasi langsung dengan dokter kami dan komprehensif untuk kebutuhan nutrisi dan kesehatan maka Sahabat Teone bisa menghubungi kami langsung di WA : 0851-7968-8120 .

Referensi:

Sujono, Tanti Azizah, et al. "Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Flu Singapura serta Waspada Penggunaan Obat melalui DAGUSIBU kepada Masyarakat Desa Potronayan Kecamatan Nogosari, Boyolali." Inovasi Jurnal Pengabdian Masyarakat 2.2 (2024): 283-294.

Darmawan, Rahmansyah. Tanya Jawab Flu Babi, Flu Singapura, dan Flu Burung. Niaga Swadaya, 2009.

Dokter, Kapan Harus Ke. "Kenali 4 Gejala Flu Singapura Yang Harus Ibu Waspadai."

Kenapa Flu Singapura Lebih Sering Menyerang Anak-Anak, Ini Detail Penjelasannya

Artikel Lain