Ganja, atau Cannabis sativa itu telah lama lo menjadi subjek perdebatan sengit. Di balik kontroversi seputar legalitas dan efek psikoaktifnya, muncul pula ketertarikan terhadap potensi medisnya, termasuk dalam pengelolaan berat badan. Meskipun penelitian lebih lanjut itu masih diperlukan, beberapa studi ilmiah awal dan observasi menunjukkan adanya mekanisme yang mendasari potensi tanaman ini sebagai alat bantu diet. Lalu kenapa sih tanaman ganja itu bisa digunakan sebagai obat diet? Mari kita bahas lebih lanjut.

Kenapa Sih Tanaman Ganja Itu Bisa Digunakan Sebagai Obat Diet?

Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa tanaman ganja itu bisa digunakan sebagai obat diet:

Pengaruh Terhadap Sistem Endokannabinoid (SEC)

Alasan yang pertama yaitu karena pengaruh terhadap sistem endokannabinoid ya. Jadi sistem endokannabinoid itu adalah jaringan kompleks reseptor dan neurotransmiter yang tersebar di seluruh tubuh, termasuk otak, sistem pencernaan, dan jaringan adiposa (lemak). SEC itu berperan penting lo dalam mengatur berbagai fungsi fisiologis, termasuk nafsu makan, metabolisme energi, dan penyimpanan lemak. Lalu senyawa aktif utama yang ada di dalam ganja itu adalah cannabinoid, di mana delta-9-tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD) itu adalah yang paling banyak diteliti. THC itu berinteraksi dengan reseptor CB1 lo dalam SEC, yang mana dapat merangsang nafsu makan pada beberapa individu (efek "munchies"). Namun, penelitian lain menunjukkan bahwa aktivasi CB1 secara selektif atau dalam konteks tertentu itu justru dapat memengaruhi metabolisme lipid dan mengurangi akumulasi lemak lo. Dan CBD, di sisi lain, memiliki interaksi yang lebih kompleks lo dengan SEC serta tidak secara langsung mengikat reseptor CB1 atau CB2. Beberapa penelitian praklinis itu menunjukkan bahwa CBD itu dapat memengaruhi gen dan protein yang terlibat dalam metabolisme lemak, meningkatkan pembakaran kalori, dan mengurangi pembentukan sel-sel lemak baru.

Potensi Dalam Meningkatkan Metabolisme

Alasan yang kedua yaitu karena potensi dalam meningkatkan metabolisme ya. Jadi beberapa penelitian observasional itu menunjukkan adanya korelasi antara penggunaan ganja dan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih rendah serta prevalensi obesitas yang lebih rendah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam American Journal of Medicine pada tahun 2013 itu menemukan bahwa pengguna ganja memiliki IMT yang lebih rendah lo dan lingkar pinggang yang lebih kecil apabila dibandingkan dengan bukan pengguna, meskipun asupan kalori mereka itu cenderung lebih tinggi. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa ganja itu mungkin bis memengaruhi metabolisme energi. Dan mekanisme pasti di balik efek ini masih belum sepenuhnya dipahami lo. Namun, beberapa penelitian itu menunjukkan bahwa cannabinoid dapat memengaruhi ekspresi gen yang terlibat dalam metabolisme glukosa dan lipid di hati dan jaringan adiposa. Selain itu, potensi CBD dalam meningkatkan aktivitas mitokondria (organel penghasil energi dalam sel) itu juga dapat berkontribusi pada peningkatan pembakaran kalori lo.

Pengaruh Terhadap Regulasi Gula Darah

Alasan yang ketiga yaitu karena pengaruh terhadap regulasi gula darah ya. Jadi regulasi gula darah yang stabil itu sangat penting lo dalam pengelolaan berat badan dan pencegahan resistensi insulin, yang seringkali terkait dengan obesitas. Beberapa penelitian awal itu menunjukkan bahwa cannabinoid, terutama CBD itu mungkin memiliki efek positif lo pada regulasi gula darah. Dan sebuah studi pada hewan itu menunjukkan bahwa CBD dapat meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin. Penelitian lain pada manusia dengan diabetes tipe 2 itu menemukan bahwa penggunaan ganja dikaitkan dengan kadar insulin puasa yang lebih rendah dan resistensi insulin yang lebih rendah. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan metodologi yang ketat itu masih diperlukan lo untuk mengkonfirmasi efek ini.

Potensi Dalam Mengurangi Peradangan Kronis

Alasan yang keempat yaitu karena potensi dalam mengurangi peradangan kronis ya. Jadi peradangan kronis tingkat rendah itu sering dikaitkan dengan obesitas dan berbagai penyakit metabolik lo. Cannabinoid, terutama CBD itu dikenal memiliki sifat anti-inflamasi yang kuat. Dengan mengurangi peradangan, maka ganja itu berpotensi untuk memperbaiki fungsi metabolik dan berkontribusi pada pengelolaan berat badan yang lebih baik. Dan CBD itu dapat memengaruhi berbagai jalur inflamasi dalam tubuh lo dan berinteraksi dengan reseptor yang terlibat dalam respons imun. Nah efek anti-inflamasinya itu dapat membantu buat memulihkan keseimbangan metabolik dan mengurangi adanya risiko komplikasi terkait obesitas.

Efek Samping Psikoaktif

Meskipun ada potensi manfaat ganja dalam mengontrol diet bagi sebagian orang, tapi penting untuk menyadari efek samping psikoaktif yang mungkin timbul dan perlu diwaspadai:

Gangguan Kognitif

Efek samping psikoaktif yang pertama yaitu gangguan kognitif ya. Jadi penggunaan ganja itu dapat mengganggu memori jangka pendek lo, konsentrasi, dan kemampuan belajar. Efek ini bisa berlangsung selama beberapa jam setelah penggunaan. Penggunaan jangka panjang, terutama pada remaja itu dapat berpotensi memengaruhi perkembangan otak lo.

Perubahan Suasana Hati

Efek samping psikoaktif yang kedua yaitu perubahan suasana hati ya. Jadi ganja itu dapat menyebabkan perubahan suasana hati lo, termasuk euforia, relaksasi, kecemasan, depresi, dan paranoia. Reaksi ini sangat individual dan tergantung pada dosis, jenis ganja, dan kondisi mental dari penggunanya.

Halusinasi Dan Delusi

Efek samping psikoaktif yang ketiga yaitu halusinasi dan delusi ya. Jadi pada dosis tinggi atau pada individu yang rentan, ganja itu dapat memicu halusinasi dan delusi lo yang merupakan gejala psikotik.

Potensi Ketergantungan

Efek samping psikoaktif yang keempat yaitu potensi ketergantungan ya. Jadi penggunaan ganja secara teratur itu dapat menyebabkan ketergantungan psikologis dan fisik lo pada sebagian orang. Gejala putus zat (withdrawal) seperti mudah marah, sulit tidur, dan penurunan nafsu makan itu dapat terjadi saat berhenti menggunakan.

Efek Samping Fisik

Meskipun ada potensi manfaat ganja dalam mengontrol diet bagi sebagian orang, tapi penting untuk menyadari efek samping fisik yang mungkin timbul dan perlu diwaspadai:

Gangguan Pernapasan

Efek samping fisik yang pertama yaitu gangguan pernapasan ya. Jadi merokok ganja itu dapat menyebabkan iritasi lo pada saluran pernapasan, batuk kronis, produksi dahak, dan bisa meningkatkan risiko bronkitis. Karena asap ganja itu mengandung banyak zat kimia berbahaya yang sama seperti asap rokok.

Peningkatan Detak Jantung

Efek samping fisik yang kedua yaitu peningkatan detak jantung ya. Jadi ganja itu dapat meningkatkan detak jantung hingga beberapa jam lo setelah penggunaan, yang mana dapat berbahaya bagi individu dengan masalah jantung.

Potensi Masalah Kardiovaskular Lain

Efek samping fisik yang ketiga yaitu potensi masalah kardiovaskular lain ya. Jadi beberapa penelitian itu menunjukkan potensi hubungan antara penggunaan ganja dan peningkatan risiko serangan jantung dan stroke, terutama pada orang dengan faktor risiko kardiovaskular.

Mual dan Muntah (Cannabinoid Hyperemesis Syndrome)

Efek samping fisik yang keempat yaitu mual dan muntah ya. Jadi penggunaan ganja kronis dan berat pada beberapa orang itu dapat menyebabkan sindrom hiperemesis kanabinoid lo, yang ditandai dengan mual dan muntah parah yang berulang.

Potensi Gangguan Kesuburan

Efek samping fisik yang kelima yaitu potensi gangguan kesuburan ya. Jadi beberapa penelitian pada hewan itu menunjukkan bahwa ganja itu dapat memengaruhi produksi sperma lo pada pria dan siklus menstruasi pada wanita, meskipun penelitian lebih lanjut pada manusia itu masih diperlukan.

Penurunan Sistem Kekebalan Tubuh

Efek samping fisik yang keenam yaitu penurunan sistem kekebalan tubuh ya. Jadi beberapa penelitian awal itu menunjukkan bahwa penggunaan ganja jangka panjang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh lo, meskipun penelitian lebih lanjut itu masih diperlukan untuk mengkonfirmasi hal ini.

Potensi Pengeroposan Tulang

Efek samping fisik yang ketujuh yaitu potensi pengeroposan tulang ya Jadi beberapa penelitian itu mengaitkan penggunaan ganja dengan penurunan kepadatan tulang dan peningkatan risiko osteoporosis.

Kesimpulan

Itulah beberapa penjelasan dari kami mengenai kenapa tanaman ganja bisa digunakan sebagai obat diet. Apabila saudara itu masih belum paham, maka saudara bisa langsung menghubungi kami ya.

Referensi:

Kabain, H. Achmad. Peran Keluarga, Guru, dan Sekolah Menyelamatkan Anak dari Pengaruh Napza. Alprin, 2020.

Leksana, Indra. Upaya Badan Narkotika dalam Menanggulangi Penyalahgunaan Variasi Tanaman dan Zat yang Mengandung Efek Narkotika (Studi Kasus di Kantor Badan Narkotika Nasional Kota Malang). Diss. Brawijaya University, 2013.

Suhartono, Fannisa Adani. "PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI INDONESIA-FANNISA X MIA 3."

Kenapa Tanaman Ganja Bisa Digunakan Sebagai Obat Diet, Ini Fakta Ilmiahnya

Artikel Lain