Tren diet itu sering kali menjanjikan penurunan berat badan yang cepat dan hasil yang instan lo. Namun, apakah saudara itu tahu bahwa ada beberapa jenis diet, terutama yang tidak sehat dan ekstrem, justru dapat memicu atau memperburuk kondisi autoimun? Alih-alih mendapatkan tubuh yang sehat, saudara itu justru berisiko mengalami masalah kesehatan yang lebih serius lo. Mari kita telaah lebih lanjut mengenai penyebab diet yang berpotensi memicu autoimun dan bagaimana cara menghindarinya.

Apa Itu Autoimun?

Sebelum membahas lebih jauh, penting untuk memahami apa itu penyakit autoimun. Kondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh, yang seharusnya melindungi tubuh dari serangan bakteri, virus, dan zat asing yang lainnya, justru menyerang sel dan jaringan sehat tubuh sendiri. Akibatnya, terjadi peradangan kronis yang dapat memengaruhi berbagai organ dan sistem dalam tubuh. Contoh penyakit autoimun yang umum meliputi lupus, rheumatoid arthritis, penyakit Crohn, dan tiroiditis Hashimoto.

Diet Tidak Sehat Yang Berpotensi Memicu Autoimun

Lantas, bagaimana diet yang tidak sehat dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit autoimun? Berikut ini beberapa mekanisme dan jenis diet yang perlu diwaspadai:

Diet Sangat Rendah Kalori Dan Defisiensi Nutrisi

Diet ekstrem yang membatasi asupan kalori secara drastis itu sering kali mengakibatkan kekurangan nutrisi penting lo seperti vitamin, mineral, dan antioksidan. Nutrisi ini krusial untuk menjaga fungsi optimal sistem kekebalan tubuh. Kekurangan nutrisi itu dapat menyebabkan ketidakseimbangan dan disfungsi sistem imun lo, sehingga bisa meningkatkan risiko terjadinya autoimunitas.

Diet Eliminasi Yang Ketat Tanpa Pengawasan Ahli

Beberapa orang itu melakukan diet eliminasi dengan menghilangkan banyak kelompok makanan sekaligus dengan harapan mengatasi alergi atau intoleransi. Jika dilakukan tanpa pengawasan ahli gizi, maka diet ini berisiko menyebabkan defisiensi nutrisi lo dan gangguan pada mikrobiota usus. Ketidakseimbangan mikrobiota usus (dysbiosis) itu telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit autoimun lo.

Konsumsi Makanan Olahan Tinggi Dan Rendah Serat

Diet tinggi makanan olahan, gula tambahan, lemak trans, dan rendah serat itu dapat memicu peradangan kronis lo dalam tubuh. Peradangan kronis itu merupakan salah satu faktor kunci dalam perkembangan penyakit autoimun. Selain itu, kurangnya serat dapat mengganggu kesehatan usus dan mikrobiota lo.

Diet "Yo-Yo" Atau Siklus Berat Badan Yang Ekstrem

Siklus penurunan dan kenaikan berat badan yang berulang (yo-yo dieting) itu dapat menyebabkan stres oksidatif lo dan peradangan dalam tubuh. Fluktuasi berat badan yang drastis itu juga dapat mengganggu regulasi hormon dan sistem kekebalan tubuh.

Baca Juga : Kenapa Diet Harus Menyesuaikan Angka Kecukupan Gizi?, Awas Terjadi Radang Pada Otot Dan Lambung

Mekanisme Diet Tidak Sehat Memicu Autoimun

Beberapa mekanisme yang mungkin menjelaskan bagaimana diet tidak sehat dapat memicu autoimun meliputi:

Peningkatan Permeabilitas Usus (Leaky Gut)

Diet yang buruk itu dapat merusak lapisan pelindung usus lo, sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas atau "kebocoran usus." Kondisi ini memungkinkan partikel makanan, bakteri, dan toksin masuk ke aliran darah, sehingga memicu respons imun dan peradangan.

Ketidakseimbangan Mikrobiota Usus (Dysbiosis)

Diet yang kurang serat dan tinggi gula serta makanan olahan itu dapat mengganggu keseimbangan bakteri baik dan jahat di usus lo. Ketidakseimbangan ini dapat memicu peradangan dan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Stres Oksidatif Dan Peradangan Kronis

Diet tinggi makanan olahan dan rendah antioksidan itu dapat meningkatkan stres oksidatif lo dan peradangan kronis dalam tubuh, yang merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit, termasuk autoimun.

Defisiensi Nutrisi Penting

Kekurangan vitamin D, vitamin B12, zinc, dan selenium, yang sering terjadi pada diet ekstrem atau tidak seimbang itu dapat mengganggu fungsi imun lo dan bisa meningkatkan kerentanan terhadap autoimunitas.

Baca Juga : Rekomendasi Minuman Sehat Yang Ada Di Indomaret Dan Alfamaret, Tinggi Serat Rendah Gula

Mencegah Risiko Autoimun Akibat Diet Tidak Sehat

Untuk menghindari risiko autoimun akibat diet yang tidak sehat, terapkanlah langkah-langkah berikut ini:

Fokus Pada Kekuatan Makanan Utuh Dan Alami

Langkah yang pertama yaitu fokus pada kekuatan makanan utuh dan alami ya. Jadikan makanan utuh dan alami sebagai fondasi dari diet saudara. Buah-buahan segar, sayuran berwarna-warni, biji-bijian utuh (seperti beras merah, quinoa, dan oatmeal), protein tanpa lemak (ikan, ayam tanpa kulit, kacang-kacangan, dan tahu), serta lemak sehat (alpukat, minyak zaitun, dan kacang-kacangan) itu menyediakan berbagai vitamin, mineral, antioksidan, dan serat yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi optimal, termasuk menjaga sistem kekebalan tubuh supaya tetap seimbang.

Hindari Siklus Diet "Yo-Yo"

Langkah yang kedua yaitu hindari siklus diet "Yo-Yo" ya. Jadi fluktuasi berat badan yang ekstrem akibat diet yang tidak konsisten itu dapat menyebabkan stres oksidatif lo dan peradangan dalam tubuh, yang berpotensi mengganggu sistem kekebalan tubuh. Berusahalah untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat ya melalui perubahan gaya hidup yang berkelanjutan.

Berhati-Hati Dengan Suplemen Diet

Langkah yang ketiga yaitu berhati-hati dengan suplemen diet ya. Jadi saudara itu jangan mudah tergiur dengan klaim penurunan berat badan instan dari suplemen. Karena banyak suplemen tidak teruji keamanannya dan dapat mengandung bahan-bahan berbahaya. Jika saudara itu mempertimbangkan suplemen, maka konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau ahli gizi ya.

Kelola Stres Dengan Efektif

Langkah yang keempat yaitu kelola stres dengan efektif ya. Jadi stres kronis itu dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh lo. Temukan cara yang sehat untuk mengelola stres dengan baik, seperti meditasi, yoga, olahraga teratur, atau menghabiskan waktu dengan orang-orang terkasih.

Tidur Yang Cukup Dan Berkualitas

Langkah yang kelima yaitu tidur yang cukup dan berkualitas ya. Jadi kurang tidur itu dapat mengganggu regulasi hormon dan fungsi sistem kekebalan tubuh lo. Usahakan untuk tidur 7-9 jam ya setiap malam.

Perhatikan Reaksi Tubuh Terhadap Makanan

Langkah yang keenam yaitu perhatikan reaksi tubuh terhadap makanan ya. Jadi beberapa orang itu mungkin memiliki sensitivitas atau intoleransi terhadap makanan tertentu yang dapat memicu peradangan atau gejala autoimun. Perhatikan bagaimana tubuh saudara bereaksi terhadap makanan yang berbeda dan diskusikan dengan dokter atau ahli gizi ya jika saudara itu mencurigai adanya hubungan antara makanan dan gejala saudara.

Baca Juga : Apakah Aman Anak Konsumsi Diabetamil Dan Diabetasol Sejak SD?

Kesimpulan

Itulah beberapa penjelasan dari kami mengenai penyebab diet yang berakibat autoimun. Apabila saudara itu masih belum paham, maka saudara bisa langsung menghubungi kami ya.

Referensi:

Nurlinawati, Ns, and M. Kep. "BAB 12 GIZI DAN PENYAKIT KULIT." Gizi & Penyakit Kronis: 150.

Tjekyan, Suryadi. "Prevalensi dan faktor risiko penyakit ginjal kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012." Majalah Kedokteran Sriwijaya 46.4 (2014): 275-281.

Hervinda, Sundari, Novadian Novadian, and RM Suryadi Tjekyan. "Prevalensi dan faktor risiko penyakit ginjal kronik di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2012." Majalah Kedokteran Sriwijaya 46.4 (2014): 275-281.

Penyebab Diet Yang Berakibat Autoimun, Awas Ini Diet Gak Sehat

Artikel Lain