Tbo.global - Ketika ngomongin kesehatan kulit, sebagian orang mungkin cuma kepikiran tentang skincare, sunscreen, atau jerawat bandel yang nggak mau hilang. Padahal, ada satu isu yang jauh lebih serius dan penting banget buat diperhatikan: kanker kulit. Yup, penyakit yang sering dianggap “nggak mungkin kena” ini ternyata bisa menyerang siapa aja, apalagi kalau gaya hidup kita masih suka cuek sama paparan sinar UV. Nah, TBO Global baru-baru ini ngerangkum penjelasan super lengkap tentang dua jenis kanker kulit utama, yaitu melanoma dan non-melanoma. Yuk simak.

Apa Itu Melanoma Dan Non-Melanoma?

Sebelum bahas perbedaannya, kita harus tahu dulu apa sih masing-masing jenis kanker kulit ini:

Melanoma

Melanoma adalah jenis kanker kulit yang muncul dari sel penghasil pigmen kulit bernama melanosit. Ini adalah tipe kanker kulit yang paling ganas, karena bisa menyebar ke organ lain dengan cepat kalau nggak ditangani dengan serius. Biasanya melanoma muncul dalam bentuk tahi lalat yang berubah bentuk, warna, atau ukuran.

Non-Melanoma

Kalau yang satu ini mencakup dua jenis kanker kulit paling umum: Basal Cell Carcinoma (BCC) dan Squamous Cell Carcinoma (SCC). Keduanya tergolong lebih jinak daripada melanoma karena jarang menyebar ke organ lain. Tapi bukan berarti boleh disepelekan—non-melanoma tetap butuh penanganan medis yang cepat dan tepat.

Perbandingan Melanoma vs Non-Melanoma

Berikut ini adalah beberapa perbandingan Melanoma vs Non-Melanoma berdasarkan riset dari TBO Global:

Aspek	Melanoma	Non-Melanoma (BCC & SCC)
Asal sel	Melanosit (sel pigmen)	Sel basal & sel skuamosa
Tingkat bahaya	Sangat ganas, cepat menyebar	Lebih rendah, jarang menyebar
Ciri-ciri	Tahi lalat berubah bentuk/warna (ABCDE)	Luka tak sembuh-sembuh, benjolan, kerak, atau bercak
Penyebab utama	Paparan UV + faktor genetik kuat	Paparan UV jangka panjang
Lokasi umum	Bisa muncul di bagian tubuh mana saja	Area sering kena matahari: wajah, leher, tangan
Penanganan	Operasi, imunoterapi, terapi target	Operasi kecil, cryotherapy, radiasi
Kemungkinan kambuh	Lebih tinggi	Lebih rendah
Kelompok risiko	Kulit putih, riwayat keluarga, sering terbakar matahari	Orang yang sering beraktivitas di luar dan lansia

Gejala Kanker Kulit Melanoma

Berikut ini adalah gejala kanker kulit melanoma yang paling umum dan wajib Sahabat Teone waspadai:

Tahi Lalat Berbentuk Tidak Simetris

Salah satu tanda paling mencolok dari melanoma adalah bentuk tahi lalat yang tidak simetris. Artinya, kalau Sahabat Teone bagi dua secara imajinasi, bagian kiri dan kanan nggak akan mirip. Ini berbeda dengan tahi lalat normal yang cenderung bulat atau oval dan seimbang. Ketidaksimetrisan ini terjadi karena sel melanoma berkembang secara tidak teratur.

Tepi Tahi Lalat Tidak Rata Atau Bergerigi

Melanoma sering punya tepi yang kelihatan aneh—nggak mulus, kadang bergerigi, atau bahkan seperti kabur. Tepi yang tidak rata ini menandakan bahwa pertumbuhan sel tidak mengikuti pola normal. Kalau Sahabat Teone lihat tahi lalat yang pinggirannya berantakan, itu sudah jadi alarm buat diperiksa lebih lanjut.

Perubahan Warna Yang Mencolok

Tahi lalat melanoma biasanya memiliki beberapa warna sekaligus, seperti hitam, coklat, merah, abu-abu, hingga biru. Warna yang tidak seragam ini terjadi karena sel melanosit tumbuh tidak terkendali dan menghasilkan pigmen berlebih. Tahi lalat normal biasanya punya satu warna yang konsisten, jadi perubahan ini cukup mudah dikenali kalau Sahabat Teone rutin memeriksa kulit.

Ukuran Meningkat Dan Lebih Besar Dari Biasanya

Melanoma umumnya memiliki diameter lebih besar dari 6 mm, tetapi ukuran bukanlah satu-satunya indikator. Yang perlu diperhatikan adalah pertumbuhannya yang cepat dan mencolok. Kalau Sahabat Teone punya tahi lalat yang dulu kecil lalu mendadak membesar dalam beberapa minggu atau bulan, itu tanda serius yang nggak boleh diabaikan.

Gejala Kanker Kulit Non-Melanoma

Berikut ini adalah gejala kanker kulit non-melanoma yang paling sering muncul dan wajib Sahabat Teone waspadai:

Muncul Benjolan Kecil Berwarna Pucat Atau Seperti Mutiara

Pada kasus Basal Cell Carcinoma (BCC), gejala awalnya biasanya berupa benjolan kecil yang terlihat mengkilap, pucat, atau seperti mutiara. Kadang ada pembuluh darah kecil yang terlihat di permukaannya. Benjolan ini bisa tumbuh pelan, tapi makin lama makin jelas dan tidak hilang-hilang.

Luka Yang Tidak Sembuh-sembuh

Salah satu tanda paling umum dari kanker kulit non-melanoma adalah adanya luka yang terus muncul atau tidak pernah sembuh meski sudah berminggu-minggu. Luka ini bisa berdarah sedikit, mengering, lalu muncul lagi. Biasanya muncul di area yang sering terpapar matahari seperti wajah, tangan, dan leher.

Bercak Merah Bersisik Atau Kasar

Pada Squamous Cell Carcinoma (SCC), sering muncul bercak merah yang teksturnya kasar, bersisik, atau terasa ketat saat disentuh. Bercak ini bisa membesar dari waktu ke waktu dan kadang terasa nyeri atau perih. Jika dibiarkan, bercak ini bisa berubah menjadi benjolan yang lebih tebal.

Benjolan Keras Yang Terasa Nyeri Saat Ditekan

SCC kadang muncul sebagai benjolan yang keras, kaku, dan terasa tebal di permukaan kulit. Teksturnya berbeda dari jerawat atau iritasi biasa karena tidak hilang-hilang dan cenderung makin membesar. Pada beberapa orang, benjolan ini bisa menimbulkan rasa nyeri ketika disentuh.

Cara Mencegah Kanker Kulit Melanoma Dan Non-Melanoma

Berikut ini adalah cara mencegah kanker kulit melanoma dan non-melanoma yang paling efektif dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari:

Rutin Menggunakan Sunscreen Setiap Hari

Cara paling dasar tapi paling ampuh adalah memakai sunscreen minimal SPF 30 setiap hari, bahkan saat cuaca mendung. Sunscreen membantu memblokir radiasi UVA dan UVB yang bisa merusak DNA kulit dan memicu pertumbuhan sel kanker. Oleskan merata di wajah, leher, tangan, dan area lain yang sering terkena matahari, lalu ulangi pemakaian setiap 2–3 jam jika banyak berkeringat atau beraktivitas di luar ruangan.

Hindari Paparan Matahari Berlebihan Pada Jam Puncak

Sinar UV paling kuat terjadi pada pukul 10 pagi sampai 4 sore. Di jam-jam ini, radiasi bisa merusak kulit lebih cepat. Kalau memungkinkan, usahakan untuk mencari tempat teduh, gunakan payung, atau geser kegiatan outdoor ke pagi atau sore hari. Cara simpel ini bisa menurunkan risiko kanker kulit secara signifikan, terutama bagi orang yang sering beraktivitas di luar.

Gunakan Pakaian Pelindung Kulit

Selain sunscreen, perlindungan fisik juga penting. Sahabat Teone bisa memakai topi lebar, kacamata UV protection, jaket tipis, atau pakaian berlengan panjang ketika beraktivitas di bawah sinar matahari. Pilih bahan yang nyaman dan menyerap keringat agar nggak gerah. Ini penting banget buat pekerja outdoor, pengendara motor, atau orang yang sering traveling.

Hindari Penggunaan Tanning Bed Dan Sumber UV Buatan

Meskipun tanning bed tidak terlalu umum di Indonesia, tetap penting untuk dihindari. Sumber UV buatan memberikan paparan sinar ultraviolet yang intens dalam waktu singkat, yang bisa meningkatkan risiko melanoma karena merusak sel melanosit secara cepat. Lebih baik pilih alternatif tanning yang aman, seperti body bronzer atau spray tan.

Kesimpulan

Itulah beberapa penjelasan dari kami mengenai perbedaan kanker kulit melanoma dan non-melanoma. Apabila Sahabat Teone masih belum paham atau masih penasaran dengan apa yang sudah kami jelaskan diatas, atau informasi mengenai konsultasi langsung dengan dokter kami dan komprehensif untuk kebutuhan nutrisi dan kesehatan maka Sahabat Teone bisa menghubungi kami langsung di WA : 0851-7968-8120 .

Referensi:

ROZI, MUHAMMAD FARIS FAHRU. DETEKSI KANKER KULIT MELANOMA MENGGUNAKAN MOBILENETV2 CONVOLUTIONAL NEURAL NETWORK BERBASIS ANDROID. Diss. UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG, 2023.

Maku, Zulkifli, Ketut Kwartantaya Winaya, and Yogi Triatmakusuma. "Karakteristik Kanker Kulit Berdasarkan Tipe Histopatologi dan Tindakan Operatif di Bagian Dermatology dan Venereology RSUD Sumbawa Tahun 2024-2025." The Indonesian Journal of General Medicine 15.2 (2025): 1-31.

Syaputri, Nisrina Ariesta, Zulkarnain Musa, and Indri Seta Septadina. "Karakteristik Histopatologi Melanoma Maligna di Bagian Patologi Anatomi RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang Tahun 2009-2013." Biomedical Journal of Indonesia: Jurnal Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 4 (2018): 26-31.

Perbedaan Kanker Kulit Melanoma Dan Non-Melanoma, Ini Penjelasannya

Artikel Lain