Tbo.global - Sakit gigi itu vibes-nya nggak banget. Mau kerja susah fokus, mau nongkrong jadi bad mood, mau tidur pun kayak ada dentuman konser metal di dalam gusi. Makanya banyak orang buru-buru beli obat sakit gigi biar cepat reda. Tapi menurut rangkuman dari TBO Global, masih banyak banget yang salah pilih obat, terutama ketika harus membedakan antibiotik dan analgesik. Kedua obat ini sama-sama sering muncul saat kita cari solusi buat sakit gigi, tapi sebenarnya fungsi dan cara kerjanya beda jauh. Yuk simak.

Apa Itu Antibiotik Dan Analgesik?

Antibiotik adalah obat yang dipakai khusus untuk melawan infeksi bakteri. Jadi, kalau sakit gigi Sahabat Teone disebabkan infeksi, misalnya karena gigi berlubang yang dalam, abses, atau bengkak parah, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Tapi penting banget Sahabat Teone tahu bahwa antibiotik bukan obat pereda nyeri. Jadi kalau Sahabat Teone cuma minum antibiotik tanpa analgesik, rasa sakitnya bisa tetap nyut-nyutan.

Sedangkan Analgesik adalah obat untuk meredakan nyeri. Ini yang biasanya Sahabat Teone minum saat sakit gigi mendadak nyiksa, misalnya karena gigi berlubang, gusi meradang, atau lagi tumbuh gigi bungsu. Tapi, analgesik nggak mengobati sumber infeksi. Artinya, rasa sakit mungkin hilang sementara, tapi kalau penyebabnya infeksi bakteri, tetap harus ditangani dengan antibiotik dan perawatan dokter gigi.

Perbedaan Antibiotik vs Analgesik

Berikut ini adalah beberapa perbedaan antibiotik vs analgesik yang harus Sahabat Teone ketahui:

Aspek	Antibiotik	Analgesik
Fungsi Utama	Mengatasi infeksi bakteri	Meredakan nyeri
Cara Kerja	Membunuh/menghambat bakteri	Menurunkan rasa sakit dan peradangan
Kapan Dipakai	Saat ada indikasi infeksi (bengkak, nanah, demam)	Saat nyeri, ngilu, sakit berdenyut
Contoh Obat	Amoxicillin, Metronidazole	Paracetamol, Ibuprofen
Perlu Resep?	Ya, harus dari dokter	Tidak selalu, banyak yang bebas dijual
Risiko Jika Salah Pakai	Resistensi antibiotik	Gangguan lambung bila berlebihan

Kapan Harus Pakai Antibiotik?

Berikut ini adalah beberapa kondisi kapan harus pakai antibiotik untuk sakit gigi:

Ada Infeksi Bakteri Yang Terbukti

Kalau sakit gigi Sahabat Teone disebabkan infeksi bakteri, antibiotik diperlukan buat menghambat atau membunuh bakteri penyebabnya. Biasanya dokter yang menentukan melalui pemeriksaan langsung.

Gusi Atau Wajah Bengkak

Pembengkakan parah pada gusi, pipi, atau area sekitar rahang adalah tanda kuat adanya infeksi. Kondisi ini biasanya butuh antibiotik untuk meredakan infeksi sebelum dilakukan tindakan lanjutan.

Muncul Nanah (Abses)

Kalau ada benjolan berisi nanah di gusi (abses), itu berarti infeksinya cukup serius. Antibiotik diperlukan untuk mencegah infeksi menyebar ke jaringan lain.

Demam Atau Badan Meriang Akibat Sakit Gigi

Jika sakit gigi sampai bikin tubuh demam, menggigil, atau meriang, ini artinya infeksi sudah memengaruhi kondisi sistemik. Antibiotik biasanya wajib diberikan.

Infeksi Sudah Menyebar Ke Jaringan Sekitar

Kalau infeksi mulai menyebar ke rahang, leher, atau muncul nyeri saat membuka mulut lebar, dokter biasanya akan memberikan antibiotik untuk menghentikan penyebaran infeksi.

Kapan Cukup Menggunakan Analgesik?

Berikut ini adalah beberapa kondisi kapan cukup menggunakan analgesik untuk sakit gigi — tanpa perlu antibiotik:

Nyeri Gigi Ringan Tanpa Bengkak

Kalau Sahabat Teone cuma merasakan nyeri ringan atau ngilu tanpa ada tanda pembengkakan, analgesik seperti ibuprofen atau paracetamol biasanya sudah cukup buat meredakan rasa sakitnya.

Gigi Sensitif Akibat Makanan Dingin/Panas

Sensasi ngilu nyelekit karena gigi sensitif biasanya nggak butuh antibiotik. Analgesik bisa membantu meredakan rasa sakit sementara Sahabat Teone memperbaiki pola makan atau memakai pasta gigi khusus sensitif.

Nyeri Setelah Perawatan Gigi (Post-Treatment Pain)

Setelah ditambal, scaling, atau perawatan ringan lainnya, kadang muncul sedikit nyeri. Kondisi ini normal dan cukup diatasi dengan analgesik tanpa antibiotik.

Nyeri Akibat Gigi Berlubang Kecil

Kalau lubangnya belum terlalu dalam dan tidak memicu infeksi, rasa sakit biasanya masih bisa dikontrol dengan analgesik sambil menunggu jadwal ke dokter untuk ditambal.

Nyeri Ringan Karena Pertumbuhan Gigi (Termasuk Gigi Bungsu)

Saat gigi baru tumbuh, terutama gigi bungsu, sering muncul nyeri yang sifatnya sementara. Analgesik saja sudah cukup membantu selama tidak ada tanda infeksi seperti bengkak atau nanah.

Kesalahan Yang Sering Dilakukan Saat Mengobati Sakit Gigi

Berikut ini adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan saat mengobati sakit gigi:

Minum Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Banyak orang langsung minum antibiotik saat sakit gigi karena mengira semua nyeri disebabkan infeksi. Padahal, tidak semua sakit gigi butuh antibiotik. Konsumsi tanpa indikasi bisa menyebabkan bakteri jadi kebal, bikin obatnya nggak mempan di masa depan, dan malah memperburuk kondisi. Antibiotik harus digunakan hanya saat dokter memastikan ada infeksi yang harus diatasi.

Mengandalkan Obat Nyeri Terus-Menerus Tanpa Memperbaiki Sumber Masalah

Analgesik memang bisa bikin nyeri hilang sementara, tapi banyak yang salah kaprah dan terus minum obat nyeri berhari-hari tanpa pergi ke dokter. Akhirnya, sumber masalah seperti gigi berlubang, saraf rusak, atau gusi meradang dibiarkan makin parah. Obat nyeri hanyalah solusi sementara, bukan penyembuhan.

Menggunakan Obat Sisa Resep Lama

Ada juga yang minum obat sisa dari sakit gigi sebelumnya, padahal kondisi tiap orang dan tiap sakit gigi bisa berbeda. Obat bisa jadi nggak cocok, kedaluwarsa, atau dosisinya kurang sesuai. Kebiasaan ini bukan cuma nggak efektif, tapi bisa menimbulkan efek samping yang tidak perlu.

Menunda Pergi Ke Dokter Gigi Karena Nyeri Sudah Reda

Banyak yang merasa “udah mendingan kok” setelah minum obat nyeri lalu akhirnya menunda ke dokter. Padahal, rasa sakit hilang bukan berarti masalah selesai. Lubang tetap ada, infeksi bisa muncul lagi, dan kondisinya berpotensi jadi lebih parah. Semakin ditunda, semakin besar risiko perawatan jadi lebih rumit dan mahal.

Menggunakan Cara-Cara Rumahan Yang Tidak Teruji

Mulai dari menempel bawang putih, kumur air panas ekstrem, pakai minyak sembarangan, sampai meneteskan cairan kimia tertentu ke gigi — ini semua bisa bikin kondisi tambah buruk. Metode rumahan yang tidak teruji bisa menyebabkan iritasi, luka bakar, atau memperparah infeksi. Lebih aman pakai obat yang benar atau langsung konsultasi dengan dokter.

Kesimpulan

Itulah beberapa penjelasan dari kami mengenai perbedaan obat sakit gigi antibiotik dan analgesik. Apabila Sahabat Teone masih belum paham atau masih penasaran dengan apa yang sudah kami jelaskan diatas, atau informasi mengenai konsultasi langsung dengan dokter kami dan komprehensif untuk kebutuhan nutrisi dan kesehatan maka Sahabat Teone bisa menghubungi kami langsung di WA : 0851-7968-8120 .

Referensi:

Rahadiyah, Anisa. Pola Peresepan Obat Sakit Gigi Pada Pasien Poli di Klinik Shifa Ar-Rachmi Slawi. Diss. Politeknik Harapan Bersama Tegal, 2024.

Aryanti, Aulia Maharani Eka. PROFIL PERESEPAN OBAT PASIEN POLI GIGI DI PUSKESMAS MERTOYUDAN II MAGELANG PERIODE JANUARI-JUNI 2022. Diss. Universitas Muhammadiyah Magelang, 2023.

Sidabutar, Manginar, and Rosliani Saragih. "Praktik Pengobatan Gigi Sendiri yang dilakukan oleh Masyarakat Pengguna Facebook." Jurnal Skala Husada: The Journal Of Health 18.2 (2021): 39-46.

Perbedaan Obat Sakit Gigi Antibiotik Dan Analgesik, Jangan Salah Pilih

Artikel Lain